Kalau sudah bicara tentang hati bawaannya gimana gitu, Ya ini tentang hati, hati yang saat ini sedang kecewa. Penggalan hati ini menuntutku jujur untuk meluapkan keluh kesahku. Kami adalah tiga sahabat kompak dalam setiap hal tapi yang nama nya sahabat tidak semua kami terbuka terutama masalah pribadi ya itu salah satu privasi ok lah. Kami hanya terbuka hanya masalah- masalah persahabatan kami mulai dari karir dan bisnis kecil-kecilan (masih kelihatan lah semut bisnis nya saking msh kecil bisnis kami) inti nya bertahap moga moga diberikan jalan agak sebesar Gajah ^_^
Bel berbunyi
tanda telah berakhirnya pelajaran, semua siswa pulang termasuk aku juga
bergegas pulang aku yang tadi nya punya seorang sahabat sebagai sahabat yang
baik aku menunggunya yang masih berkutat dengan sedikit pekerjaannya setelah
selesai ku menyapa nya “kita langsung
pulang?” Dia langsung menjawab “iya”
tanpa ada tanya lebih lanjut langsung ku gas skuterku menuju rumah.
Keesokan hari nya tanpa ada
pancingan dariku dia bercerita tentang perjalanan nya kemarin sontak aku
terkejut sambil bertanya dalam hati “bukannya dia mengatakan langsung pulang
kerumah kemarin?” OOO......OOO......OOO.....
ternyata aku dibohongi.
sebagai sahabat yang baik ku dengar ceritanya “ biar bukan sahabat juga pasti akan kudengar cerita siapa yang ingin cerita hitung- hitung tukar pemikiran dan belajar mikir” Mulai ia berceloteh dengan semangat nya tanpa ada rem dari bibir nya dan tanpa sadar cerita nya akan menamrak hatiku seperti menyetir hilang kendali semakin lama semakin ia menekan pedal gas nya yang semakin kencang diinjak nya.
sebagai sahabat yang baik ku dengar ceritanya “ biar bukan sahabat juga pasti akan kudengar cerita siapa yang ingin cerita hitung- hitung tukar pemikiran dan belajar mikir” Mulai ia berceloteh dengan semangat nya tanpa ada rem dari bibir nya dan tanpa sadar cerita nya akan menamrak hatiku seperti menyetir hilang kendali semakin lama semakin ia menekan pedal gas nya yang semakin kencang diinjak nya.
Apa yang harus kukatakan agar
menghargai cerita nya yayaya..........salah satu cara ku balas Senyum. Senyum
seperti orang – orangan sawah yang dibuat manusia untuk menipu burung- burung yang ada di sawah
(hatiku). Ku seperti dikendalikan oleh ceritanya bergerak dan senyum. Tiba-
tiba celotehan nya berhenti karena orang-orangan sawah nya rusak karena bergerak
terlalu dipaksa.
Akhir nya Bel kembali berbunyi
tanda ku harus menjalankan tugasku. Sejenak ku perhatikan siswa ku suasana telah
aman terkendali ku sempat kan menulis penggalan hati ini yang di latar belakangi
dibohongi sahabat sendiri.
Andai saja ia jujur mungkin ku
bisa mengerti tanpa harus dijelaskan,
tapi apakah aku egois mengcapnya sebagai pembohong..............
Kubiarkan masalah ini mengalir hingga tiba waktu nya aku
lupa jika ini pernah terjadi.
“Sahabat
adalah anugerah dalam hidup, karena sahabat tak perlu dibayar untuk segelas
nasehat, tak perlu diberi segelas air untuk mendengarkan cerita nya. Tak perlu
diganti untuk sepenggal waktu dan tak perlu diragukan lagi kalau setiap sahabat
mengharapkan sahabatnya bahagia”
No comments:
Post a Comment